Tentang Baitul Maqdis Institute
Latar Belakang
Palestina dengan jantungnya Baitul Maqdis merupakan issu utama umat disamping Masjidil Haram. Keduanya menjadi pusat kepemimpinan Islam dan ukuran serta simbol kemuliaan dan kejayaan umat. Adanya entitas asing apa pun di dalam jantung menjadi sirine tanda bahaya yang mengajak umat bangkit untuk menghadapi bahaya eksistensial ini.
Alasan utama di balik pendirian lembaga think tank ini bertolak dari konsep AL-FAHMU sebagai paradigma berfikir bahwa pemahaman yang benar adalah kunci mencari solusi masalah-masalah yang dihadapi umat Islam. Maka persoalan Palestina dan Aqsa yang masih terjajah ini harus berangkat dari paradigma bahwa pembebasan Al-Quds dari penjajahan Zionis harus dimulai dari pembebasan akal fikiran kita dari penjajahan opini, media dan cara berfikir serta worldview Barat sekuler yang kental pengaruh judeo-christian dan bersifat hegemonik yang menjajah alam fikiran masyarakat dunia.
Rasulullah saw menanamkan akidah yang kokoh kepada para sahabatnya dengan surah Ar-Rum bahwa penjajahan adidaya Romawi (Nasrani) dan surah Al-Isra, Al-Ahzab, Al-Maidah dan Al-Hasyr bahwa kekuatan Bani Israil (Yahudi) yang nampak digdaya bisa dikalahkan. Beliau juga memompakan semangat umat untuk menjaga eksistensi dan melindungi kesucian Baitul Maqdis dan bumi Palestina yang diberkahi dalam banyak sabdanya yang dihimpun oleh para perawi hadis. Selain itu, narasi Al-Quran tentang karakter buruk Yahudi dan narasi Siroh Nabi yang menggambarkan siasat kenabian untuk menanggulangi pengkhianatan Yahudi, menjadi referensi yang kekal abadi buat umat dan pemimpin Islam sepanjang sejarah.
Sejatinya, pembebasan Palestina bukan beban yang memberatkan, apalagi merugikan bagi umat, tetapi justru mengangkat dan memuliakan umat. Issu Palestina lebih banyak memberi kekuatan ketimbang menguras sumber daya umat. Semua pemimpin di kalangan umat terangkat derajatnya dengan mengangkat panji ini.
Sejak dari para pembebas terdahulu seperti Khalid bin Walid, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhum, Shalahuddin al-Ayyubi hingga Sulaiman Qanuni, Abdul Hamid 2 dan Raja Faisal bin Abdul Aziz Rahimahumullah.
Rakyat dan pejuang kemerdekaan Palestina nampaknya solid dan berhasil membebaskan diri dari penjajahan pikiran dan opini bahwa Israel tak bisa dikalahkan. Maka tugas kaum ulama, akademisi, cendekiawan, dan para dai adalah menyiapkan landasan pikiran yang solid untuk menyemaikan prinsip ini di tengah muslimin Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia agar umat kita bersiap diri dan bersiap siaga dengan pemikiran yang kokoh mengawal kebangkitan dan perjuangan merebut kembali Baitul Maqdis.
Mari menjadi bagian dari
Pembebasan Baitul Maqdis
Jadilah bagian dari penggerak untuk mencapai pembebasan Baitul Maqdis.
Bersama-sama, mari kita menggalang potensi dan membangun masa depan yang lebih baik.

Baitul Maqdis Institute, Menjadi Institusi Keilmuan yang Bergerak Cerdas, Aktif, Ilmiah dan Solutif Serta Menggerakkan Potensi Umat Menuju Agenda Pembebasan Baitul Maqdis.
Kunjungi Kami
Jalan Pengukiran III Gg. 1 No. 19 RT 004/03, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat Kode Pos 11240 Provinsi DKI Jakarta, Indonesia
Kunjungi Kami
- +62 877-7063-7192
- admin@baitulmaqdisinstitute.com
Copyright © 2019-2023 Baitul Maqdis Institute
Built with ♥ by Wafiqdigital
