Serdadu “Israel” menelanjangi dan menahan puluhan warga sipil Palestina.

Pasukan Israel menggelar serangkaian tindakan brutal di Jalur Gaza, termasuk penahanan dan penembakan puluhan pria sipil Palestina. Serdadu Zionis membubarkan sekolah dan merampas pakaian para pria sebelum menangkap mereka, meninggalkan setidaknya tujuh korban tewas. Pemantau hak asasi manusia mencatat bahwa di antara yang ditahan termasuk dokter, akademisi, dan jurnalis, seperti Diaa al-Kahlout.

Video amatir menunjukkan penembak jitu Israel di atap rumah dekat sekolah Khalifa, dengan mayat tersebar di halaman sekolah Aleppo. Terjadi evakuasi paksa dari sekolah, dengan wanita dan anak-anak dibiarkan pergi sementara pria ditangkap. Serangan dilanjutkan ke beberapa lingkungan di Beit Lahia, diikuti oleh penangkapan sewenang-wenang dan pembakaran rumah.

Rekaman yang tersebar memperlihatkan puluhan pria ditangkap, diberi penutup mata, dan tangan terikat. Meskipun klaim bahwa mereka “mungkin” anggota Hamas, tidak ada rincian lebih lanjut. Osama Hamdan dari Hamas menolak klaim penangkapan massal dan menyebutnya sebagai “kamp konsentrasi Nazi.”

Di tengah kekacauan ini, warga Gaza menghadapi krisis makanan, dengan antrean panjang di pusat distribusi terbatas. Laporan dari Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa 97% rumah tangga di Gaza utara kekurangan makanan. Sementara itu, serangan Israel di Rafah menghambat upaya bantuan.

Korban akibat serangan Israel terus bertambah, mencapai lebih dari 17.100 orang sejak dimulainya perang pada 7 Oktober. Kondisi di Gaza dijelaskan sebagai “bencana kemanusiaan” oleh Kepala Medecins Sans Frontieres (MSF), dengan dampak yang sangat parah terhadap kehidupan sehari-hari warga. (Middle East Eye)

Scroll to Top